Rabu, 14 Maret 2012

Asal muasal Permusuhan Aremania & Bonek (versi lainnya)

BONEK MENDAPAT MUSUH SEIMBANG PERTAMA KALI DARI AREMANIA, DIDUKUNG
JAKMANIA.

> 1996, ketika revolusi baru dunia supporter sepak bola di Indonesia diawali
dari AREMANIA dengan mengadakan tour ke kandang bajul ijo dipimpin oleh
Letkol Sutrisno (Dandim Malang) yang juga mantan pejabat dilingkungan Kodam
Brawijaya. Inti dari AREMANIA adalah menghapus citra bonek, dengan bertindak
santun, sportif, kreatif dan damai namun “tour maut” ke surabaya, di sana
tidak mendapat respon positif dari bonek bahkan dilawan, diejek, dihina,
diprovokasi, tapi AREMANIA mendapat acungan jempol dari Agung Gumelar,
Gubernur Jatim dan petinggi PSSI yang had irsaat pembukaan pertama partai
persebaya vs Arema di 10 November surabaya dengan hasil 0-0. Disini sejarah
mencatat, bahwa kandang bonek yang terkenal biadab, pertama kali disinggahi
oleh supporter era baru AREMANIA. Meskipun secara kuantitas AREMANIA kalah,
namun secara kualitas, secara politik AREMANIA telah memenangkan perang
melawan kejaliman, 10 Nov surabaya menjadi saksi.
> Karena AREMANIA ingin merubah citra Jawa Timur dari tindakan tidak terpuji
bonek, hanya dengan merevolusi citra supporter maka kebenaran dapat
ditegakkan bonek akan dapat dimusnahkan dari bumi Indonesia. Prinsip Arek
Malang, untuk menghancurkan kejaliman tanpa kekerasan ialah dilawan dengan
tindakan sportif, maka AREMANIA mendatangi jantung bonek di surabaya sebagai
pusatnya.
> Pada pertandingan berikutnya di Malang ada spanduk “AREMANIA BUKAN BONEK”
dihead line surat kabar SURYA, BHIRAWA, JAWA POS. Disini tingkat permusuhan
terjadi pada titik tertinggi karena bonek tidak bisa selamanya berkuasa,
sebab ada lawan yang tidak dapat ditundukan. Meskipun demikian AREMANIA
tetap dicap sebagai biang keladi tawuran oleh Jawa Pos karena tindakanya
mempertahankan diri dari ulah bonek. Saat itu hanya AREMANIA satu-satunya
yang berani melawan kebiadaban bonek, meskipun secara politik di Jawa Timur
tidak didukung oleh pers terutama Jawa Pos, namun karena tindakan AREMANIA
yang terus-menerus melawan citra negatif bonek akhirnya perlawanan ini
mendapat dukungan dari media masa nasional (Kompas, Tempo, Media Indonesia).

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. aremania tuh banyak embel2 di belakangnya..

    AREMANJA..
    SALAM SAKIT JIWA

    BalasHapus